Selain memiliki tempat wisata yang beranekaragam, daerah pantura utara yaitu Rembang juga tidak kalah dengan jajanan maupun makanan yang begitu khas yang perlu dicoba. perlu mencoba keDahsyatan rasanya.....
1. Lontong Tuyuhan
Sesuai dengan namanya, masakan yang ditawarkan di sini adalah Lontong
yang disajikan dengan opor ayam kampung. Lontong, masakan dari beras
yang dibungkus menggunakan daun pisang ini terkenal dengan bentuknya
yang lonjong, namun di Tuyuhan, lontong dibuat berbentuk segi tiga.
Teksturnya yang lembut dan kenyal membuat lontong terasa berbeda dengan
nasi yang cenderung lebih keras. Begitu pula dengan kuah opor yang
memiliki aroma khas dengan rasa pedas kesukaan kebanyakan orang Rembang.
Di lokasi ini juga menyediakan berbagai minuman seperti es campur, es
degan, es teh, ataupun the botoldan beberapa jenis minuman bersoda.
Selain dapat menikmati masakan, mata juga dimanjakan oleh pemandangan
gunung Bugel yang terletak tidak jauh dari lokasi wisata kuliner ini.Suasana pedesaan masih sangat terasa di Lontong Tuyuhan. Lokasi ini
dikelilingi area persawahan, namun di musim kemarau akan berubah fungsi
menjadi ladang tebu yang sangat luas. Walaupun bearada di area yang sepi
dari pemukiman penduduk, Lontong Tuyuhan tidak pernah sepi pengunjung
karena terletak di jalan utama yang menghubungkan Lasem dan Japerejo
(Pamotan) dan jalur ke arah Gunem dan Sulang, sehingga menjadi tempat
persinggahan yang menarik bagi yang melewatinya.
2. Sate Serepeh
Selain
lontong tuyuhan, Rembang juga memiliki masakan khas yang dimungkinkan
belum banyak ditemukan di daerah lainnya, yakni sate serepeh yang
biasanya dipadukan dengan menu masakan lontong tahu atau nasi tahu.
Masyarakat
Rembang biasa menikmati sate serepeh ini untuk menu sarapan pagi,
sehingga untuk mendapatkan sate sarepeh pada siang hari sulit didapat,
meskipun harus keliling kota Rembang. Namun,
anda tidak perlu berkecil hati tak bisa datang ke Rembang pada pagi
hari, karena ada pedagang sate serepeh yang menjajakkan menu masakan
khas ini pada malam hari di Jalan Sutomo, Kota Rembang. Harga satu porsi
cukup Rp5.000 anda akan mendapatkan 12 tusuk sate serepeh yang
merupakan sate ayam. Bedanya,
sate serepeh dibentuk pipih, sehingga konon karena bentuknya yang pipih
itu mengilhami masyarakat untuk menyebutnya sebagai sate sarepeh. Jangan
beranggapan, sate sarepeh dari Rembang ini melalui proses pembakaran
seperti layaknya sate ayam maupun kambing yang dijajakkan di berbagai
daerah. Cara memasak sate serepeh katanya dikukus bersama bumbu yang
disiapkan. Sedangkan penyajiannya sate tersebut diberikan kuah santan
kental yang berwarna gak kuning hasil pencampuran cabe dengan sejumlah
bumbu yang memang menjadi rahasia dapur masing-masing pedagang. Rasa sate ini cukup khas dan tidak bisa dibandingkan dengan sate yang selama ini dijajakan di berbagai daerah. Membicarakan
makanan khas Rembang memang tak akan berakhir, karena masih banyak dan
mungkin belum setenar satu serepeh, lontong tuyuhan, dan sayur bumbu
merica.
3. Sayur Merica
Sebagian
besar warga di wilayah Keresidenan Pati mungkin sudah dengar sayur
bumbu merica khas Rembang. Bahan yang dipakai, yakni dari ikan laut
segar dengan bumbu cabe, merica, bawang merah, bawang putih, kunyit,
garam dan air. Meskipun cara memasaknya cukup sederhan dan bahan yang
digunakan juga mudah didapat, masyarakat luar Kota Rembang tetap
antusias merasakan masakan bumbu merica dengan menyempatkan diri mampir
ke warung yang biasa menyediakan masakan tersebut. Ikan yang biasa
digunakan merupakan ikan jenis manyung karena sensasi pedas dari resep
masakan tersebut bisa dinikmati dengan sempurna. Bagian ikan yang biasa
dipakai merupakan bagian kepala karena memberikan kepuasan tersendiri
bagi penikmatnya. Warung
makan yang memang khusus menyediakan masakan mrica ada di dekat
Klenteng Mak Co yang berada di Desa Tasikagung, Rembang. Setelah lelah
melakukan perjalanan jauh dan perut terasa lapar, tidak salah jika
menyempatkan diri mampir sejenak ke warung makan yang memang tertulis di
depannya “Merica”. Sepintas,
ukuran warung tersebut tidak terlalu luas dan kurang menjanjikan bisa
menyajikan masakan yang bener nikmat. Setelah anda memesan dan merasakan
masakan sayur bumbu merica, dipastikan akan ketagihan. Meskipun
warung makan tersebut berukuran kecil, menu masakan khas ikan laut
tersedia lengkap, sehingga bisa menjadi oleh-oleh keluarga di rumah.
Semakin
banyaknya peminat sayur bumbu merica, sejumlah warung yang memang
menyediakan masakan khas Rembang mulai bermunculan di beberapa daerah di
Rembang. Harga
yang ditawarkan juga bermacam-macam sesuai ukuran ikan yang
digunakannya. Tetapi dengan merogoh kocek sebesar Rp7.000, sudah bisa
menikmati menu masakan bumbu merica untuk satu porsinya lengkap dengan
minuman es teh manis.
4. Garam
Kota
Rembang pantas disebut sebagai Kota Garam karena produksi garam per
tahunnya cukup melimpah. Bahkan, produksi garam lokal mampu mencukupi
kebutuhan bahan baku garam industri empat perusahaan garam konsumsi
lokal sekitar 22.820 ton/tahun. Namun, produksinya 2010 sedikit turun
menjadi 20.000 ton, menyusul cuaca buruk yang sering kali terjadi.
Kapasitas produksi garam di Rembang masih bisa ditingkatkan, mengingat
tingkat produksi tahun 2009 bisa mencapai 145.733 ton. Sepanjang
jalan Juwana-Rembang, pertanian garam bisa dilihat yang membentuk
hamparan luas berbentuk segi empat yang dilengkapi alat untuk mengambil
air yang akan diolah menjadi garam. Adapun
luas tambak garam di Kabupaten Rembang sebesar 1465,14 hektare dengan
tingkat produksi rata-rata per tahun sebesar 99 ton per hektare. Sedangkan
jumlah petani garam mencapai 700-an petani yang tersebar di Kecamatan
Rembang, Lasem, Kaliori, Sarang, Sluke, dan Kragan.
5. Minuman Sirup Kawis
Buah
kawis berbentuk bulat dan bertempurung ini, memiliki berbiji dalam
jumlah yang cukup banyak, seperti buah srikaya. Daging buahnya berwarna
coklat kehitam-hitaman, dengan aroma buahnya sangat khas rasa manis
asem. Ciri
utama tanaman ini berdaun kecil-kecil seperti asam keranji, yang
berduri. Buahnya memiliki tekstur berkerut dengan warna kulit dan
buahnya berwarna coklat keabu-abuan dan isinya berbulir warna hitam
kecoklatan, tetapi tidak bersekat seperti jeruk. Buah yang memiliki nama
latin `limonia acidissima synferonia` ini, juga memiliki aroma khas dan
memang cukup banyak dijumpai di kabupaten ini sebagai daerah berkapur.
Bila anda ingin merasakan rasa buah kawis secara langsung dapat dimakan dengan campuran gula pasir dan air. Masyarakat sering menjajakan buah kawis dalam bentuk sirup yang dikemas dengan botol, sehingga cocok dijadikan oleh-oleh untuk teman atau kerabat karena sirup kawis jarang dijumpai di daerah lainnya. Sirup kawis juga disebut ”The Java Cola” atau cola dari Jawa sebagai salah satu “trade mark” Rembang yang juga terkenal dengan sebutan kota garam. Untuk mendapatkan satu botol sirup kawis, anda cukup merogoh kocek sebesar Rp17.000 untuk ukuran 620 mililiter atau menginginkan kemasan yang lebih besar dengan harga berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu lebih sesuai ukuran beratnya.
Bila anda ingin merasakan rasa buah kawis secara langsung dapat dimakan dengan campuran gula pasir dan air. Masyarakat sering menjajakan buah kawis dalam bentuk sirup yang dikemas dengan botol, sehingga cocok dijadikan oleh-oleh untuk teman atau kerabat karena sirup kawis jarang dijumpai di daerah lainnya. Sirup kawis juga disebut ”The Java Cola” atau cola dari Jawa sebagai salah satu “trade mark” Rembang yang juga terkenal dengan sebutan kota garam. Untuk mendapatkan satu botol sirup kawis, anda cukup merogoh kocek sebesar Rp17.000 untuk ukuran 620 mililiter atau menginginkan kemasan yang lebih besar dengan harga berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu lebih sesuai ukuran beratnya.
6. Siwalan
Sebagian wilayah Kabupaten Rembang termasuk kawasan pegunungan kapur, sehingga tumbuh subur pohon siwalan di sejumlah daerah, sehingga produksi buah siwalan dan air nira atau dikenal legen cukup melimpah. Untuk mendapatkan buah legen yang tumbuh subur di daerah kapur tersebut, anda cukup datang ke Desa Landoh, Kecamatan Sulang, dengan jarak tempuh dari Kota Rembang ke arah Blora sekitar delapan kilometer.
Di sepanjang jalan banyak dijumpai pedagang yang menjajakkan minuman khas legen beserta buah siwalan dengan harga yang cukup murah. Cara penyimpanan legen tersebut juga cuku khas dengan menggunakan bambu. Minuman yang disadap dari tangkur buah siwalan ini biasanya disajikan dengan es batu sebagai pelepas dahaga. Anda juga bisa meminumnya dengan ditemani makanan ringan atau aneka makanan gorengan. Selain menyegarkan, ternyata ditemukan beberapa fakta bahwa legen bisa membantu kesehatan fungsi ginjal. Jenis minuman yang diambil dari tangkur buah siwalan ini juga cocok dijadikan pelepas dahaga setelah menjalani ibadah puasa. Minuman ini juga bisa dikombinasikan dengan potongan buah siwalan yang disajikan dengan es batu seperti layaknya es kelapa muda.
6. Lain-lainya
Sejumlah
makanan khas tersebut, meliputi mangut ikan laut segar yang dipanggang
dengan bumbu-bumbu cabe hijau, bawang merah, bawang putih, garam dan
santan kental. Beriktunya pindang tempe dengan bumbu-bumbu cabe, bawang
merah, bawang putih, asam (tomat) garam dan air. Biasanya ditambahkan
juga ikan pindang.Masyarakat Rembang juga memiliki menu petes bumbon yang terbuat dari bahan-bahan petis ikan/udang, telur rebus/ceplok langsung dengan bumbu cabe, bawang putih, bawang merah, kunci, lengkuas, daun jeruk purut, garam dan ditambah santan kental.
Untuk makanan ringan, juga ada yang dikenal dengan dumbeg yang terbuat dari tepung beras, gula pasir/gula aren dan ditambahkan garam, air pohon nira (legen), dan kalau suka ditaburi buah nangka/kelapa muda yang dipotong sebesar dadu.
Kemudian tempatnya dari daun lontar (pohon nira) berbentuk kerucut dengan bau yang khas.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking